Minggu, 25 September 2022

Be Happy !

 


Gambar: tesspring.com

Pernah gak kalian merasa stres, banyak masalah, dan tidak pernah tenang dalam hidup kalian? kalau pernah berarti kita sama. Tidak salah kalau kita merasa banyak masalah, stres, dan lelah dengan hidup ini. Berhenti sejenak, tenangkan diri dan coba untuk berpikir tentang apa yang kita miliki, bukan apa yang kita tidak miliki. Dengan begitu kita bisa belajar untuk lebih bersyukur dengan apa yang kita punya saat ini. Merasa puas juga merupakan kunci dari kebahagiaan hidup.
"Pandang masalah dalam hidupmu sebagai tantangan, bukan rintangan"

Dalam Dharma dikatakan bahwa sulit sekali untuk dapat terlahir menjadi manusia, sampai diberikan perumpamaan seperti demikian. "Dalam samudra yang luas sekali terdapat sebuah penyu buta yang berenang disana, kemudian setiap 100 tahun sekali akan ada sebuah cincin atau gelang yang timbul di samudra tersebut, sampai gelang tersebut bisa masuk ke leher penyu buta yang sedang berenang itu, maka baru terlahir 1 manusia." Begitu sulit untuk terlahir menjadi manusia, sehingga sudah selayaknya kita bersyukur dapat terlahir sebagai manusia di dunia ini.

Dalam ajaran Buddha juga disebutkan bahwa diantara alam neraka, alam setan kelaparan, alam binatang, alam ashura, alam manusia, dan alam dewa. Alam manusia adalah alam yang paling bagus atau mempunyai kesempatan paling besar untuk dapat bebas dari tunimbal lahir. Karena di 3 alam rendah (alam neraka, setan kelaparan, dan binatang) tidak memiliki kesempatan berbuat baik karena di alam tersebut selalu menderita. Sedangkan pada alam dewa juga sulit untuk mengumpulkan kebajikan karena di alam tersebut hanya ada kesenangan, sehingga makhluk di alam dewa sulit melakukan kebajikan. Maka hanya di alam manusia inilah kita dapat mengumpulkan kebajikan sebanyak-banyaknya agar dapat terbebas dari tunimbal lahir. Masih belumkah Anda bersyukur?

Lihat data-data dibawah ini dan kamu akan merasa betapa beruntungnya hidupmu!
  1. Menurut data WHO ada sekitar 39 juta oramg di dunia yang mengalami kebutaan, mereka tidak bisa melihat apapun termasuk keluarga mereka sendiri.
  2. Berdasarkan proyeksi FAO, sebanyak 767 juta penduduk dunia mengalami kelaparan.
  3. Menurut data WHO, terdapat lebih dari 1 miliar orang di dunia hidup dengan keterbatasan fisik.
  4. Bayangkan berapa banyak orang yang hidup tanpa orang tua sejak lahir.
  5. Berjuta-juta orang tidak memiliki pekerjaan
  6. Menurut UNESCO, sebanyak 260 juta anak di dunia tidak memiliki akses ke sekolah.
  7. Sebanyak 100 juta masyarakat dunia hidup miskin ekstrim menurut word bank.

pngtree.com 

Setelah membaca beberapa data diatas, belumkah kalian semua merasa puas? merasa bersyukur? 

Bahagia adalah faktor internal dari diri kita, bukan faktor dari luar. Jadi kita tidak bisa menyalahkan faktor luar atas ketidakbahagiaan kita. Selama kita bisa merasa puas dengan apa yang kita miliki, selama kita bisa bersyukur dengan apa yang kita miliki maka kita akan bahagia. Tetapi kita harus ingat kalau semua yang berbentuk tidak kekal, jadi jangan karena kehilangan sesuatu yang membuat kita bahagia kita menjadi sedih dan frustasi.

Selain itu, meditasi dan membaca paritta juga bisa membantu menenangkan pikiran kita agar mampu berpikir lebih baik. Berbuat baik juga akan membuat kita bahagia karena ketika memberi, akan ada perasaan bahagia. Sampai disini ada beberapa point yang bisa kita ringkas mengenai hidup bahagia:

  • Meditasi dan baca paritta.
  • Selalu tersenyum
  • Perbanyak berbuat baik melalui pikiran, ucapan, dan perbuatan.
  • Merasa puas dengan apa yang dimiliki.
  • Melihat keatas sebagai motivasi, melihat kebawah untuk bersyukur.
Jangan sesali masa lalu karena sudah berlalu, jangan khawatirkan masa depan karena belum datang, tetapi jalanilah hidup saat ini dengan sebaik-baiknya, apapun kondisinya, jalani !
Mulai sekarang ayo kita tersenyum😊

Jumat, 23 September 2022

Three Goodness


Apakah kalian pernah ngerasa kalau agama Buddha itu rumit? Sebenarnya apa sih inti dari ajaran Buddha? Kenapa setiap aliran itu beda? Kenapa prakteknya berbeda-beda? Jadi bingung mau ikutin dan belajar yang mana.
Nah sebenarnya ajaran Buddha itu simpel, cukup dengan "Three Goodness" atau tiga kebaikan yaitu kebaikan yang dilakukan dengan pikiran, kebaikan yang dilakukan dengan ucapan, dan kebaikan yang dilakukan dengan tindakan atau perilaku. Kita perlu menjaga pikiran kita dengan baik karena pikiran adalah pelopor dari segalanya. Pikiran menentukan apa yang akan kita ucapkan yang kemudian menuju kepada apa yang kita lakukan. Oleh sebab itu pikiran harus benar-benar dijaga.

“Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya.”
~ Dhammapada, Yamaka Vagga syair 2 ~

Kalau dengan "Three Goodness" aja udah cukup terus kenapa harus baca Paritta? Kenapa harus meditasi? Kenapa harus melepas makhluk hidup? Kenapa harus ke vihara? Pasti muncul pertanyaan seperti itu. Kita akan bahas satu persatu.
Membaca paritta adalah salah satu praktek dari "Three Goodness" karena saat membaca paritta kita berpikir positif, berucap positif karena yang kita baca adalah sabda atau syair atau khotbah Buddha yang isinya adalah kalimat-kalimat yang positif, dan kita lakukan dengan posisi yang baik, tindakan atau perilaku badan kita dalam posisi baik, tidak berbuat yang tidak baik. Maka dari itu dengan membaca paritta sesungguhnya kita telah melakukan perbuatan baik melalui pikiran, ucapan, dan tindakan dalam waktu yang bersamaan.

Selanjutnya adalah meditasi, Meditasi dalam bahasa Pali disebut bhavana, yang berarti pengembangan. Secara terminologis meditasi ialah pengembangan batin dalam melaksanakan pembersihan. Meditasi merupakan ajaran agama Buddha sebagai pemusatan pikiran untuk memperoleh ketenangan dalam mencapai tingkat tertinggi (Nibbana). Seperti yang dikatakan diatas kalau pikiran kita harus bisa kita jaga dan harus kita kontrol, maka meditasi adalah jawabannya, meditasi adalah cara kita melatih pikiran kita, cara mengontrol pikiran kita yang liat ini. Oleh karena itu umat Buddha mempraktikkan meditasi.

Baca Paritta dan meditasi kan bisa dirumah, lalu kenapa harus ke vihara? Nah dengan kita ke vihara kita akan bertemu dengan teman-teman se-dharma atau seperguruan atau teman yang sama keyakinan. Di Vihara kita bisa menambah pergaulan baru yang baik, menambah pengetahuan dan pengalaman baru dari teman-teman atau senior disana. Sering pergi ke vihara juga bisa menjadi motivasi agar kita lebih semangat dan lebih rajin melakukan kebaikan. Contohnya saja ketika membaca paritta dan meditasi di rumah akan berbeda rasanya dengan saat kita lakukan itu di vihara. Karena dari aura saja sudah berbeda, ditambah lagi energi umat-umat yang lain. Jadi pergi atau enggak ke vihara tidak terlalu bermasalah jika kita memang sibuk dan tetap bisa konsisten melakukan kebaikan walau tidak ke vihara.

Gimana kalau gak mau baca Paritta dan meditasi? Gimana kalau bukan agama Buddha? Gak masalah kok, mau agama apapun kita tetap bisa mempraktekkan "Three Goodness" dimana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja sesuai dengan ajaran agama masing-masing, tradisi, dan kebiasaan masing-masing asalkan perbuatan yang dilakukan memang baik adanya. Dengan optimis mempraktekkan "Three Goodness" maka kita akan hidup bahagia😁
Ada 3 cara agar kita bisa sukses dan hidup bahagia yaitu:
1. Terus berbuat baik,
2. Perbanyak berbuat baik, dan
3. Jangan pernah berhenti berbuat baik.
Ayo mulai detik ini juga kita praktekkan "Three Goodness" oke✌🏻

Rabu, 14 September 2022

KARMA!



gambar: id.depositphotos.com
Istilah KARMA sudah dikenal dan banyak digunakan dalam pembicaraan di kehidupan sehari-hari. Misalnya sering kita jumpai saat seseorang terjatuh, dimarah, dipukul, atau hal tidak menyenangkan lainnya yang dialami setelah melakukan sesuatu kemudian dengan spontan teman disekitarnya bilang "Karma" atau "Kena Karma kamu" atau "Karma Is Real" dan sebagainya. Istilah karma banyak digunakan saat orang mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. Tetapi apakah Karma hanya terkait sesuatu yang tidak menyenangkan?
Sebenarnya apa sih karma?

Kamma (Bahasa Pali) atau Karma (Bahasa Sansekerta) artinya perbuatan, entah itu perbuatan baik atau buruk yang dilakukan melalui pikiran, ucapan dan perbuatan badan jasmani yang disertai dengan niat/kemauan/ kehendak. Suatu perbuatan baru dapat disebut kamma/karma bila dilakukan dengan niat, apabila suatu perbuatan yang dilakukan tidak disertai dengan niat maka tidak disebut dengan kamma/karma.

"Apa yang kau buat, itu yang kau dapat" kira-kira seperti itulah pengertian singkat dari Karma. Jadi jika ingin sukses ya harus bekerja, jika ingin sehat ya harus menerapkan pola hidup sehat, jika ingin pintar ya harus banyak belajar, jika ingin masuk surga ya harus banyak berbuat baik. Jadi tidak ada gunanya jika sebagai umat Buddha kita hanya meminta-minta di depan Rupang Buddha tanpa melakukan usaha lainnya ya.


Jadi apa gunanya belajar agama Buddha kalau apa yang kita minta tidak dikabulkan oleh Buddha??? Nah jadi Buddha itu sebagai guru dan penunjuk jalan bagi kita agar kita berada di jalan yang benar ya. Buddha sendiri pernah berkata bahwa tidak ada yang bisa mensucikan orang lain selain dirinya sendiri. Itu menandakan bahwa kita adalah penyelamat diri kita sendiri, semua yang kita terjadi pada kita adalah hasil dari perbuatan kita.

Mengapa ada orang yang kaya? Mengapa ada orang yang miskin? Mengapa ada orang yang sehat? Mengapa ada orang yang sakit-sakitan? Mengapa ada orang yang berwajah bagus? Mengapa ada yang berwajah jelek? Dan sebagainya... Semua itu BUKAN KARENA TAKDIR, jika itu semua adalah takdir yang ditentukan oleh Tuhan, apa kalian tidak berpikir jika Tuhan sangat tidak adil? Semua pertanyaan diatas hanya satu jawabannya yaitu "KARMA" orang kaya adalah mereka yang banyak memberi di kehidupan yang lalu, orang yang memiliki suara bagus adalah mereka yang sering berucap baik dan sering memuji orang, dan masih banyak lagi. Itu semua tercantum dalam Kitab Hukum Sebab Akibat.

Tanam padi tumbuh padi, tanam jagung tumbuh jagung. Seperti itulah, apa yang kita tanam itu yang akan kita tuai. Tidak peduli Anda tahu atau tidak, tidak peduli Anda percaya atau tidak, tidak peduli Anda setuju atau tidak setuju, HUKUM KARMA akan tetap berjalan dan tetap berlaku. Jangan berpikir hidup tidak adil karena ada HUKUM KARMA yang membuat hidup ini adil seadil-adilnya.

"Aku adalah pemilik dari KARMA ku sendiri"
"Aku adalah pewaris dari KARMA ku sendiri"
"Aku lahir dari KARMA ku sendiri"
"Aku berhubungan dengan KARMA ku sendiri"
"Aku hidup didukung oleh KARMA ku sendiri"
"Apapun KARMA yang aku buat, apakah itu baik atau buruk, itu yang akan kuwarisi"
~Upajjhatthana Sutta~

Jumat, 02 September 2022

Umat Buddha Menyembah Berhala, Apakah Benar?


Banyak orang menganggap umat Buddha Menyembah Berhala karena minimnya pengetahuan seputar Agama Buddha. Rupang Buddha bukan untuk disembah, bahkan Buddha tidak mengajarkan umatnya untuk menyembah rupangnya.
Rupang Buddha dibuat untuk mengenang dan menghormati guru agung umat Buddha. Rupang Buddha dibuat sebagai simbol penghormatan umat Buddha, sama seperti agama lain yang mempunyai simbol-simbol tersendiri untuk dihormati.

Membaca paritta di depan Rupang Buddha merupakan sikap untuk mengenang kembali saat dimana Buddha masih berada di dunia manusia ini, karena paritta itu berisikan mengenai khotbah sang Buddha. Jika ada umat yang meminta minta di depan Rupang Buddha itu merupakan tindakan yang kurang tepat karena umat Buddha mengenal yang namanya hukum karma dimana semua yang terjadi pada kita adalah hasil dari perbuatan kita.

Jadi, meminta minta di depan Rupang Buddha itu bukan merupakan tindakan yang tepat ya... karena tindakan itu membuat umat Buddha dipandang menyembah berhala.

Lalu kalau enggak menyembah berhala kenapa ada persembahan lilin, buah, bunga, dan lain-lain? pakai dupa lagi. Sekali lagi itu semua hanyalah simbol. Buddha rupang sebagai simbol ketenangan batin dari guru agung umat Buddha yang selalu dikenang oleh umatnya. Persembahan lainnya itu merupakan wujud rasa syukur dan setiap persembahan itu memiliki maknanya masing-masing.

Bunga, adalah simbol dari ketidak-kekalan, bunga segar dan indah yang kita persembahkan itu akan layu dalam beberapa hari kedepan. Artinya seindah apapun bunga itu, seharum apapun bunga itu, sehebat apapun kita, seterkenal apapun kita, secantuk apapun kita, pada akhirnya kita akan tua, sakit, dan akhirnya mati. Bunga menjadi pengingat kita sebagai umat Buddha kalau hidup ini tidak kekal.

Lilin, adalah simbol dari cahaya atau penerangan batin yang akan melenyapkan kegelapan batin.
Air, adalah simbol dari kerendahan hati. Dikatakan demikian karena air selalu mencari atau mengalir ketempat yang lebih rendah. Air juga menjadi sumber kehidupan, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan (menyesuaikan dengan wadah yang ditempati) dan dapat membersihkan noda.

Dupa, adalah simbol dari keharuman dan nama baik seseorang. Wangi dupa akan menyebar ke seluruh penjuru seperti perbuatan dan nama baik seseorang yang akan diketahui orang di semua penjuru. Ketika orang itu selalu berbuat baik maka namanya akan tercium harum dimana-mana, sedangkan bagi orang yang selalu berbuat jahat namanya juga akan jelek dimana-mana.

Be Happy !

  Gambar: tesspring.com Pernah gak kalian merasa stres, banyak masalah, dan tidak pernah tenang dalam hidup kalian? kalau pernah berarti kit...